Skip to main content

Featured

Struktur Tenda Membrane kian diminati di Indonesia

Assalamualaikum, pembaca...dari hasil pengamatan kami akhir-akhir ini perkembangan struktur tenda membrane di negara kita Indonesia beberapa tahun terakhir ini sungguh mengagumkan. Betapa tidak ketika kami melakukan perjalanan ke beberapa peloksok negeri tercinta ini sekalipun tenda membrane dengan gaya dan style nya yang mempunyai ciri khas tersendiri telah terpasang di mana-mana dan di berbagai tempat fasilitas publik. Kita mulai dari ujung barat Indonesia, ya Provinsi Nangroe Aceh Darusallam. Kita dapat menyaksikan kemegahan kontruksi struktur tenda membrane dengan megah berdiri di depan Masjid Raya Baitturahman yang menjadi simbol sebagai betapa religiusnya masyarakat Aceh. Payung-payung raksasa yang memiliki penutup atap dari bahan membrane sehingga sering disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan payung membrane berderet dengan rapi di halaman Masjid Baitturahman. betapa megah dan anggun bentuk dan ukuran dari payung membrane tersebut. Payung membrane yang megah nan anggu

Maribaya....wajahmu kini....

kabut masih menyelimuti wilayah lembang dan sekitarnya.  waktu masih menunjukan tepat jam lima pagi ketika kendaraan yang kami tumpangi menerabas kabut dan dinginnya udara lembang. Jalanan masih begitu lengang, karena mungkin para pengguna jalan lain masih sibuk dengan persiapan aktivitas paginya. Sepanjang jalan kiri kanan terlihat deretan kios-kios pedagang dan resorts serta puluhan hotel yang mengisi setiap celah kawasan lembang yang begitu melegenda. Jalanan terus menanjak dan membuat kendaraan yang kami tumpangi harus memasang gigi rendah untuk dapat mengimbangi medan tanjakan yang berkelok-kelok dan menanjak. banyak sekali tempat tempat menarik dan tempat bersejarah yang kami lewati sepanjang perjalanan kami. Mulai dari kampus legenda yang dahulu namanya Isola atau sekarang lebih di kenal sebagai IKIPBandung atau Universitas Pendidikan Indonesia, Museum 3 dimensi terbesar di dunia, Observatorium Boscha, dan banyak yang lainnya.

Target kami adalah menuju ke Kawasan Tangkuban Parahu yang terkenal dengan keindahan bentang alamnya yang termasyur ke Mancanegara. namun apa hendak dikata, jalan menuju tangkuban parahu sedemikian parahnya mengalami kemacetan, sempat bimbang kami mengambil keputusan. sehingga akhirnya keputusan pun diambil untuk memutar arah kemudi untuk mencari target lain selain Tangkuban Perahu. akhirnya kemudi kami tujukan menuju obyek Wisata Maribaya yang terakhir kami kunjungi tahun 2007. Obyek wisata ini adalah pemandian air panas alam dengan dilengkapi spot spot air terjun yang indah yang dapat dijadikan media untuk melepas kepenatan atas rutinitas sehari-hari.

Sekitar 20 menit dari persimpangan antara Maribaya dan Tangkuban Parahu, kami telah tiba di Maribaya, hati agak terkejut karena sekarang maribaya telah jauh banyak berubah. dari mulai penampilan pintu masuk lokasi, fasilitas yang ada, dan kerapian serta kebersihan yang kami dapatkan sungguh mengalami kemajuan yang sangat signifikan.


Pintu Gerbang yang dahulu terkesan kurang rapi dan semrawut kini terlihat megah dan cocok untuk dijadikan arena berswafoto. dari segi fasilitas pun Maribaya kini banyak dilengkapi fasilitas-fasilitas untuk akomodasi dan transportasi. di sekitaran lokasi Air Panas Alam kini telah dibangun sebuah akomodasi penginapan yang memiliki konsep penginapan tenda. orang lebih mengenalnya dengan Glamping Maribaya. Deretan tenda berwarna putih dari bahan tarpaulin tertata rapi dan sejuk menawarkan berbagai macam kenyamanan sekelas hotel bintang lima.



dalam sarana transportasi maribaya kini dilengkapi kendaraan shuttle yang berupa modifikasi dari mobil minibus dengan bak terbuka yang dilengkapi tempat duduk bangku berderet, kendaraan ini tidak jauh berbeda dengan yang kita dapati di Kawah Putih Ciwidey atau di Tangkuban Parahu yang lebih dikenal dengan ontang anting.


Dan yang tidak kalah seru di Maribaya kini hadir sebuah Cafetaria yang bertajuk Twig Cafe, yang menyajikan kudapan-kudapan tradisional maupun modern. akan tetapi ada efeknya dengan peningkatan fasilitas dan prasarana yang ada di maribaya tarif yang dipatok untuk masuk ke lokasi pun cukup lumayan, tapi dijamin tidak akan kecewa karena sesuai dengan fasilitas yang kita dapatkan.

Saran kami untuk ke Maribaya sebaiknya diwaktu pagi, sehingga belum terlalu banyak pengunjung. karena semakin banyak pengunjung tentu kenyamanan akan semakin berkurang.

artikel ini ditulis oleh :

Sinar Galuh Sejahtera

Comments

Popular Posts